SEJARAH DESA MANISKIDUL

SEJARAH DESA MANISKIDUL

Jaman kerajaan keindraan yang Ratunya Reshi guru manikmaya, sebagaimana kodrat dan kebiasaan manusia selalu hidup dekat dengan Air dan tempat bermukimnya berupa pedukuhan, dari pedukuhan-pedukuhan baru bekembang menjadi Desa.
     Tercatat dalam kitab carita parahiangan, pada tahun 940 Saka atau tahun 568 M Dukuh Peundeuy yang dihuni oleh Reshi Makandriya murid Reshi Manikmaya. Kemudian dilanjutkan oleh Prabu Menak Kencarya alias Kantong Maralah mewariskan bekas wilayah buyutnya dan mendirikan kerajaan Mandala Manir bersamaan dengan berdirinya kerajaan Galuh Medang Kamulan pada tahun 570 M di Ciamis.
     Ketika Kerajaan Muladarma yang sesepuhnya Prabu Darmariksa, di Dukuh Peundeuy bermukim buyutnya yaitu Putri Tariwulan adik Ki Gede Gandasoli putra dari sang Raga Suci, beliau adalah putra sang Raga Mulya Kutamandaraka yang rajanya Ciung Wanara atau sang Manarah. Sang Manarah memindahkan kerajaan Sanggalah dari Arilo (Palutungan) ke KutaRaja, di Dukuh Peundeuy bermukim sang Manistri keturunan sang Demumawan pendiri kerajaan Sanggalah kemudian menyamar menjadi Lutung Kasarung untuk menyelamatkan Purbasari Putri Ciung Wanara.
     Pada tahun 1373 ketika jaman kerajaan Galuh yang dipimpin oleh seorang raja yang bernama Prabu Siliwangi yang ke 3, sang Dewa Niskala pernah singgah di Dukuh Peundeuy (Situs Batu Gajah dan Sumur Tujuh) sampai putranya yang kemudian menjadi Prabu Siliwangi ke 4, sang Pamanah kawin dengan sang Centring Manik Mayang Sunda putri sang Haliwangan raja Pasundan dan tinggal di Jalaksana (1470), di Manis oleh Sunan Gunung Jati diangkat seorang Demang yang nama gelarnya Anggapati pada waktu itu, Manis masih bawahan kerajaan Talaga Manggung di Sagara Hiyang Ibu Kotanya.
     Ketika kerajaan Talaga dibawah Pangeran Arya Wanga Goparana, Manis dibawah Ketemenggungan Padamenak yang dipegang oleh Raden Padmanagara yang kemudian dikenal dengan gelar pangeran Arya Salingsingan panglima kerajaan Pakungwati Cirebon yang diperintahkan oleh panembahan Girilaya.
     Ketika kerajaan Cirebon dibawah cicit Sunan Gunung Jati panembahan ratu I.P.Emas Zaenul Arifin, di Manis bermukim adik kandungnya yaitu pangeran Manis. Pada tahun 1570 wilayah Manis resmi menjadi Desa Manis Lor dan Maniskidul, sedangkan pangeran Manis tinggal di Dukuh Peundeuy dan mengajarkan Agama Islam dipadepokan (Dukuh Depok).
     Kuwu Maniskidul tercatan Surya Santana dan Kuwu ManisLor Wisaprana keturunan Sindu Prana dari Sangkanurip yang masih keluarganya juga. Pada tahun 1601, kerajaan Pakumwati perang dengan kerajaan Inggris yang dipimpin oleh Gubernur Jendral Raffles yang berpusat di Tumesick ( Singapura).
     Jika kerajaan Pakaragwati kalah diantaranya akan mengungsi keManis, itulah sebabnya Bahasa Sunda Logat Manis berbeda dengan Desa sekitarnya karena belum terjadi pengungsian sudah dipersiapkan dulu oleh para santana dari Cirebon.
     Pangerang Manis adalah adik Panembahan ratu yang diberi kewenangan memegang Kepustakaan Keraton. Pengetahuannya warisan dari panembahan Losari putra bungsu dari Adipati Suwarga yang juga masih pernah kakeknya kemudian pengetahuannya tersebut diwariskan kepada para putranya dan kepada putra panembahan Girilaya yaitu pangeran Wangsakerta yang masih pernah cucunya juga.
     Para putra pangerang Manis antara lain Empu Anggarunting memiliki keterampilan membuat barang logam antara lain Gamelan dan senjata (Keris) yang bermukim di Padamenak. Sejak itu keturunan pangeran Manis memakai nama dari dinasti Angga meneruskan nama Prabu Anggalarang yang pernah bermukim di Manis.
     Putra Empu Anggarunting yaitu Empu Anggaraksa menjadi Empu Wesi Aji dan Empu Anggaprana menjagi Empu Kawi. Kemudian ketiga-tiganya pada tahun 1666-1724 menjadi anggota dari Adhiyaksa pepitu atau 7 Adhiyahsa yang dipimpin oleh keponakannya pangeran Wangsakerta pada jaman Belanda sudah masuk dan menjajah ke Desa, diManis dibangun hotel untuk tempat beristirahatan para perwira Belanda dan Kolam Renang Cibulan yang aslinya Setu Burung yang menjadi kering.
KESIMPULAN :
Nama Cibulan berasal dari Kebowulan dan putri Tari Wulan yang artiya Bulan
Perkawinan Kebowulan dengan Pwah Aspari Jabung di tandai dengan Upacara Kawin Cai.
Nama Manis berasal dari sang Manisri (penguasa Manis) dan pangeran Manis yang mempunyai wewenang sebagai pujangga Keraton dalam Kepustakaan.

Komentar